Sabtu, 11 April 2015

Laporan Praktikum Anatomi Merpati ( Sistem Pernafasan dan Sistem Pencernaan)

PENDAHULUAN
Makhluk hidup yang berada dimuka bumi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta ini. Keberadaan makhluk hidup dibumi tentu saja bukanlah muncul dengan sendirinya. Makhluk hidup  memiliki berbagai macam jenis dan memiliki karakteristik bentuk tertentu yang menjadikan makhluk hidup beraneka ragam.
            Keberagaman dan keunikan bentuk dari makhluk hidup erat kaitannya dengan keberagaman bentuk penyusun tubuh makhluk hidup tersebut. Dimana jaringan yang menyusun tubuh makhluk hidup berkumpul membentuk suatu organ yang memiliki fungsi tertentu dalam tubuh.
       Aktifitas dari hewan akan selalu berkaitan dengan organ yang ada dalam tubuhnya yang bekerja sama dengan organ lain dalam mendukung proses kehidupan makhluk hidup tersebut. Hewan yang satu dan lainnya juga pasti memiliki perbedaan struktur dan fungsi, karena terdapat beberapa macam klasifikasi hewan, contohnya  vertebrata dan invertebrata.
        Ilmuan adalah seseorang yang selalu ingin tahu dan melakukan pembuktian untuk menjawab rasa ingin tahunya. Untuk mengikuti jejak para ilmuan mahasiswa juga dapat melakukan pembuktian atau survei langsung, tidak hanya mengandalkan gambar yang tersedia di buku-buku. Oleh sebab itu dilakukan percobaan untuk mengamati anatomi hewan dan anatomi tumbuhan misalnya.
       Pada praktikum ini, yang diamati adalah anatomi hewan vertebrata yaitu Burung Merpati (Columbia livia). Hasil dari pengamatan ini, dapat membuat mahasiswa mampu membandingkan, apa yang dibaca dan dilihat pada buku-buku biologi yang membahas akan hal tersebut. Dan mahasiswa juga dapat membandingkan struktur hewan dengan struktur tumbuhan yang telah diamati pada praktikum sebelumnya, apa persamaan dan perbedaannya.




 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Karakteristik Merpati
Klasifikasi dari Columbia livia yaitu :
            Kingdom         : Animalia
            Divisi               : Carinatae
            Kelas               : Neomithes
            Ordo                : Columbiformes
            Famili              : Columbidae
            Genus              : Columbia
            Spesies            Columbia livia
            Varietas           : Domestica

2.2.      Sistem Pernapasan Merpati
Sistem Pernapasan Burung pada Merpati berbeda dengan sistem pernapasan pada mamalia. Perbedaan system pernapasan pada Burung Merpati terletak pada paru-paru yang berhubungan langsung pada kantung udara dan rongga tulang, dimana hal tersebut tidak terdapat pada mamalia (Yuwanta,2004).
Sistem respirasi pada burung terdiri dari nascal cavities, larynx trachea (windpipe), syrinx (voice box), bronchi, paru-paru, kantung udara, dan udara tertentu pada tulang. Oleh karena memerluhkan energy yang sangat besar untuk terbang, burung memiliki system respirasi yang memungkinkan untuk berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan. Untuk melengkapi kebutuhan oksigen yang tinggi tersebut maka anatomi dan fisiologi system respirasi unggas sangat berbeda dengan mamalia. Perbedaan pertama adalah fungsi paru-paru. Pada, mamalia, otot diafragma berfungsi mengontrol ekspirasi dan inspirasi. Paru-paru hanya berperan sebagai tempat berlangsungnya pertukaran gas dalam darah. Unggas memiliki system kantong udara yang berperan untuk menampung udara. Sebagian besar unggas memiliki delapan kantong udara, yaitu median servical sac, median clavicular sac dan sepasang cranial thoracic, caudal thoracic, serta abdominal sac. Pada beberapa jenis unggas, terdapat dua servical sacs sehingga menambah jumlah air sac menjadi Sembilan (Suprijatna, 2008).
Apabila unggas menarik napas, otot inspirasi meningkatkan volume rongga tubuh menghasilkan suatu tekanan sub atmosfir di dalam air sac yang selanjutnya menekan udara segar ke dalam paru-paru dan kantong udara. Selama pelepasan pernapasan, otot ekspirasi mengurangi volume rongga tubuh untuk menekan udara keluar kantong udara dan kembali ke dalam paru-paru, lalu keluar tubuh. Paru-paru maupun kantong udara berfungsi sebagai mekanisme pendingin bagi tubuh bila kelembapan dikeluarkan lewat pernapasan dalam bentuk uap air (Suprijatna, 2008).




2.3.      Sistem Pencernaan Merpati
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ asesori. Saluran pencernaan merupakan organ yang menghubungkan dunia luar dengan dunia dalam tubuh tubuh hewan, yaitu proses metabolik di dalam tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, esophagus, crop, proventriculus, ventriculus, gizzard, duodenum, usus halus, ceca, rectum, cloaca, dan vent. Sementara organ asesori terdiri dari hati yang menghasilkan getah empedu dan pancreas (Suwanta, 2004).
Prinsip pencernaan pada unggas ada tiga macam. Pertama, pencernaan secara mekanik yang dilakukan oleh kontraksi otot polos, terutama empedal(gizzard) yang dibantu oleh bebatuan(grit). Perncernaan ini banyak terjadi pada unggas yang dipelihara secara umbaran sehingga mendapatkan girt lebih banyak daripada unggas yang dipelihara sacara terkurung.Kedua, percernaan secara kimia dilakukan oleh enzim pencernaan yang dihasilkan, seperti kelenjar saliva di mulut, enzim yang dihasilkan proventrikulus, enzim dari pancreas, enzim empedu dari hati, dan enzim dari usus halus. Peranan enzim-enzim tersebut sebagai pemecah ikatan protein, lemak, dan karbohidrat. Ketiga, pencernaan secara mikrobiologi dan terjadi di sekum dan kolon. Secara umum pencernaan pada unggas meliputi aspek digesti yang terjadi pada paruh, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar, dan ceca. Absorpsi yang terjadi pada usus halus melalui vili-vili(jonjot usus). Metabolisme yang terjadi pada sel tubuh yang kemudain disintesis menjadi protein, glukosa, dan hasil lain untuk pertumbuhan badan, produksi telur atau daging, pertumbuhan bulu, penimbunan lemak, dan menjaga tubuh pada proses kehidupan (Suwanta, 2004).





 BAB III
MATERI DAN METODE
3.1.      Materi
            Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, jarum penusuk dan tissue.
       Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah merpati (Columba domestica), air kran.

3.2.      Metode
1.      Sembelih burung merpati dengan menggunakan pisau, kemudian diletakkan pada bak preparat.
2.      Pangkal paruh dibuka selebar-lebarnya, hingga terlihat bagian-bagian dari cavum oris.
3.      Bulu-bulu pada bagian dada dibasahi terlebih dahulu dengan air kemudian dicabuti.
4.      Kulit yang membalut daerah dada, tembolok dan leher dilepas.
5.      Pembedahan dilakukan pada bagian origo otot, yaitu bagian carina sterni, pembedahan dilakukan dengan hati-hati Karen akan mengenai musculus pectoralis minor yang terletak di bawahnya.
6.      Musculus pectoralis mayor dibuka, kemudian pembedahan perut dimulai dari depan kloaka menuju ke depan yaitu pada daerah kanan dan kiri basis sterni dengan memotong rusuk-rusuk sampai ke tulang fruktula. Hati-hati dalam pembedahan pada daerah perut, dada dan leher.
7.      Organ dalam merpati diamati mulai dari organ pencernaan hingga genitalianya.










  



 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Anatomi Sistem Pencernaan Merpati
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang tentang anatomi organ pencernaan Merpati di dapatkan hasil sebagai berikut :
Sumber : Data Primer Praktikum Biologi 2014
Ilustrasi 7. Organ percernaan burung merpati (columba domestica).
Keterangan :  1. mulut
                      2. esofagus
                      3. tembolok
                      4. lambung kelenjar(proventikulus)
                      5. lambung mekanis(ventrikulus)
                      6. hati
                      7. pankreas
                      8. usus halus
                      9. usus besar
                      10. kloaka

     Dari data diatas dapat diketahui bahwa struktur sistem organ perncernaan pada burung Merpati terdiri dari mulut, esofagus, tembolok, lambung kelenjar(proventikulus), lambung mekanis/empedal (ventrikulus), hati, pankreas, usus halus, usus besas, kloaka.
Pada bagian mulut terdapat paruh  dan lidah. Paruh berfungsi untuk mengambil makanan, Sedangkan Lidah burung memiliki struktur  kaku dan bentuknya runcing dan kecil. Makanan yang masuk kerongga mulut tidak mengalami  proses pencernaan mekanik maupun kimiawi. Makanan yang diambil oleh paruh langsung masuk ke dalam rongga mulut lalu menuju ke kerongkongan.
Kerongkongan merupakan saluran antara rongga mulut dan lambung. Bagian bawahnya membesar berupa kantong yang disebut tembolok.
Tembolok merupakan pelebaran kerongkongan yang berfungsi menyimpan makanan untuk sementara, dan sedikit demi sedikit akan disalurkan ke lambung kelenjar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sisson dan Grossman, (1961) yang mengatakan bahwa tembolok adalah modifikasi dari esofagus. Fungsi utama dari organ ini adalah untuk menyimpan makanan sementara dan tempat maserasi biji-bijian. Struktur histologi saluran pencernaan belum banyak diteliti, apalagi pada tembolok unggas. Struktur histologi tembolok unggas terdiri atas empat lapis, yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa.
Lambung Kelenjar atau Proventrikulus, yaitu lambung yang terletak di bagian depan.Dilambung kelenjar terjadi proses kimiawi karena dindingnya mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung dan berfungsi mencerna makanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Akoso (1993)yang mengatakan bahwa Proventrikulus merupakan perbesaran terakhir dari esofagus, juga merupakan kelenjar tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis. Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar pada saat makanan melewati proventrikulus dengan cara berkerut secara mekanis.
Bagian empedal terjadi proses pencernaan makanan secara mekanik karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan dengan bantuan batu kecil atau kerikil. Kemudian batu kerikil ini akan disalurkan ke usus halus bersama dengan makanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suprijatna (2008) yang mengatakan bahwa lambung pengunyah sering disebut dengan ampela dan lambung pengunyah pada burung sering terdapat batu-batu kecil atau pasir.
Organ pencernaan selanjutnya adalah usus halus. Di usus halus terjadi proses kimiawi karena Enzim yang dihasilkan oleh pancreas dan empedu yang dihasilkan oleh hati lansung dialirkan ke dalam usus halus karena burung merpati tidak mempunyai kantong empedu. Hasil-Hasil pencernaan yang berupa sari-sari makanan diserap oleh kapiler darah dalam dinding usus halus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ensminger (1980) yang menyatakan bahwa Usus halus terdiri dari tiga segmen, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum, sebagai organ pencernaan dan penyerapan yang primer yang bervariasi kemampuannya.
Usus besar merupakan bagian usus antara usus buntu dan rektum. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuwanta (2004) yang mengatakan bahwa usus besar merupakan organ untuk menyerap air dan feses.
Kloaka adalah lubang pada burung yang berfungsi untuk tempat pengeluaran akhir (urin dan feses). Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutiyono (2001) yang menyatakan bahwa kloaka merupakan lubang posterior yang berfungsi sebagai lubang untuk saluran pencernaan, urin dan genital pada spesies hewan tertentu.

4.2.      Anatomi Sistem Pernapasan Merpati
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang tentang anatomi organ pernapasan Merpati di dapatkan hasil sebagai berikut :
Sumber: Data Primer Praktikum Biologi 2014
Ilustrasi 8. Organ pernapasan burung merpati(columba domestica)
Keterangan : 1. hidung
                      2. faring
                      3. trakea
                      4. bronkus
                      5. paru-paru
                      6. pundi-pundi udara( mengempis saat mati)


Dari data diatas dapat diketahui bahwa struktur sistem organ pernapasan pada burung Merpati terdiri dari hidung,  faring, trakea, bronkus, paru-paru, pundi-pundi udara.
Lubang hidung adalah tempat masuknya udara saat proses awal pernapasan.
Faring adalah saluran yang terletak di depan dan sejajar dengan tulang belakang. Faring berbentuk corong yang membawa makanan dan udara.
Trakea adalah tabung fleksibel dengan bagian dalam dilapisi oleh selaput lendir. Trakea terletak di depan saluran makanan Konstruksi trakea sedemikian rupa sehingga tetap terbuka pada semua posisi kepala dan leher. Adanya cincin tulang rawan menyebabkan trakea selalu terbuka.Hal ini sesuai dengan pernyataan Campbell (2004) yang menyatakan bahwa cincin kitin yang berbentuk pipa disebut trakea.
Cabang trakea (bronkus) berjumlah sepasang. Satu menuju paru-paru kanan, satu menuju paru-paru kiri. Setiap bronkus berdiameter setengah kali lebih kecil yang dihubungkan dengan jaringan fibrosa. Sesuai dengan pernyataan Campbell (2004) yang menyatakan bahwa trakea bercabang menjadi dua bronkus, yang masing-masing menuju ke tiap belahan paru-paru.
Paru-paru berjumlah dua buah, yaitu paru-paru kanan dan kiri. Paru-paru merupakan alat pernapasan yang utama. Di dalam paru-paru terdapat bronkiolus dan alveolus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suwanta (2004) yang menyatakan bahwa paru-paru terletak di antara tulang rusuk dan vertebrae dorsalis. Vertebrae dorsalis berfusi dengan rongga udara.
Terdapat kantung-kantung udara pada paru-paru burung yang merupakan alat pernapasan ketika burung terbang. Kantung udara juga berfungsi mengatur berat jenis tubuh, mengatur suhu tubuh, membantu mengeraskan suara ketika burung bernyanyi, serta menyimpan cadangan oksigen. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna (2008) yang menyatakan bahwa unggas memiliki system kantong udara yang berperan untuk menampung udara, sebagian besar unggas memiliki 8 kantung udara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pengamatan organ pernapasan dan pencernaan pada aves yaitu burung merpati, dapat disimpulkan bahwa alat pencernaan pada burung mepati meliputi mulut, esofagus, tembolok, lambung kelenjar(proventikulus), lambung mekanis(ventrikulus), hati, pankreas, usus halus, usus besar dan kloaka. Dan alat pernapasan pada burung meliputi, hidung, faring, trakea, bronkus, paru-paru, pundi-pundi udara( mengempis saat mati).

5.2.      Saran
Seharusnya kita pada saat pengamatan sebaiknya lebih dijelaskan detailnya mengenai organ pernapasan dan pencernaan pada aves, agar kita lebih mengerti dan memahami.




DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. 2004. Biologi Edisi 5 Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Sulaiman Ibrahim. 2008. Hubungan ukuran-ukuran usus halus dengan berat badan boiler. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Vol 8. No.(2) : 42-46.

Suprijatna, Edjeng, Umayati, Atmomarsono, Ruhyat, Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sutiyono. 2001. Pengenalan Organ Reproduksi Ayam. Semarang.
Suwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta : Kanisius.
Zainuddin, Dian, Masyitha, Fitriani, Nurhayati Panjaitan. 2014.Struktur histologi proventrikulus Ayam Kampung (Gallus domesticus), bebek (Anser anser domesticus) dan merpati (Columba domesticus). Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh .Vol.2 No.(1) : 5-10.


Zainuddin, Dian, Masyitha, Yusni, Mulyana, Fitriani. 2014. Struktur histologi tembolok (ingluvies) pada unggas. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Vol. 8 No.(1) : 47-50.